Hermes, Louis Vuitton Cs Mahal karena Merek, Konsumen Tak Peduli Harga Selangit
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan, popularitas suatu barang menentukan tingginya harga barang. "Jual merek pastinya. Kualitas memang bagus tapi yang paling penting kan mereknya, gengsinya. Jadi jual gengsi," katanya kepada detikFinance, Selasa (23/4/2013).
Ia menambahkan, jika suatu merek sudah dikenal luas masyarakat, maka harga jual pun ikut naik. Apalagi, merek tersebut masuk dalam kategori kelas atas.
"Orang sudah nggak lihat harga tapi kelas sosial, nilainya, gengsi juga. Yang penting bisa pakai merek Hermes asli mereka merasa punya kelas," kata dia.
Seperti diketahui permintaan produk-produk bermerek seperti Hermes di tingkat dunia terus meningkat. Hermes mencetak penjualan senilai 856,8 juta euro (US$ 1,1 miliar) atau sekitar Rp 10 triliun selama kuartal I-2013 atau Januari-Maret 2013.
Angka penjualan ini naik sekitar 10,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, berkat tingginya angka pembelian dari masyarakat Asia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar